9/19/2009

Pentingnya Hidayah

Tidak ada perkara yang paling penting dalam kehidupan manusia di dunia ini melebihi hidayah. Hidayah adalah suatu petunjuk, suatu cahaya, yang Allah masukkan ke dalam hati orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT.

Kalau hidayah telah masuk ke dalam diri seseorang, maka orang tersebut akan dapat mengenal Allah SWT, dapat merasakan keagungan, kehebatan, dan kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas.

Kalau hidayah telah masuk ke dalam diri seseorang, maka orang tersebut akan merasa dekat dengan Allah SWT, akan merasa selalu diawasi, dilihat, dan didengar oleh Allah SWT, sehingga akhirnya seluruh kehidupannya adalah kehidupan yang dicintai oleh Allah SWT, dan sampai pada akhirnya ia menjadi kekasih Allah SWT.

Kalau hidayah telah masuk ke dalam diri seseorang, maka dia akan memahami bahwa seluruh makhluk yang ada di permukaan dunia ini, yang besar, yang kecil, yang hidup, yang mati, yang di langit, yang di bumi, yang nampak maupun tidak nampak, semuanya tidak dapat berbuat apa-apa tanpa kehendak Allah SWT. Yang bisa berbuat apa-apa HANYA Allah SWT. Makhluk tidak bisa berbuat apa-apa, apakah dia manusia, atau jin, atau malaikat, tidak bisa apa-apa tanpa Allah SWT, kullu min 'indillaah (segala sesuatu adalah dari Allah SWT), Masya Allahu kan wama lam yasya' lam yakun (apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki Allah, tidak akan terjadi).

Kalau hidayah telah masuk ke dalam diri seseorang, maka yang ditakuti hanya Allah, yang diharap dan dimintai hanya Allah, yang diagung-agungkan hanya Allah, yang ditunduki dengan sebenar-benarnya HANYA Allah SWT. Bahkan hidayah ini bila bertambah besar-bertambah besar-bertambah besar pada diri seseorang, sehingga ia tidak bisa mengingat apa-apa lagi selain Allah SWT saja. Contohnya seperti Nabi Ibrahim AS, ketika menghadapi segala macam masalah, kakinya diikat, tangannya pun diikat, kemudian dilemparkan ke dalam api. Tetapi, Nabi Ibrahim AS sama sekali tidak terkesan dengan semua keadaannya tersebut. Beliau hanya menyatakan Hasbunallah (cukup Allah saja).

Demikianlah keadaan apabila hidayah telah masuk pada diri seseorang. Hatinya berubah, ia memandang dunia seperti hakikatnya dunia. Dia memehami bahwa dunia ini hanyalah sementara, sangat cepat. Dia tidak akan rela menjadikan dunia sebagai maksud dan tujuan hidupnya, dan hatinya tidak lagi tertarik dengan dunia.

Dahulu ketika melihat dunia ini kelihatannya hebat dan sangat penting. Ketika melihat jabatan dunia, sepertinya jabatan adalah suatu yang besar, raja-raja nampak gagah. Tetapi ketika hidayah telah masuk ke dalam hati seseorang, maka ia memandang dunia sebagai sesuatu yang kecil, raja-raja tidak gagah lagi, orang kaya tidak tampak indah. Attajabi 'ndarir ghurur; dunia ini tampak hina dan tidak ada apa-apanya.

Dunia ini menipu bagi orang-orang yang belum mendapatkan hidayah. Tetapi kalau orang sudah mendapatkan hidayah, tidak bisa ditipu dengan dunia ini. Syeikh Yusuf Rah.a. berkata, "orang tertipu dengan dunia karena ia melihat keadaan sekarang. Sekiranya ia melihat akhir dari kehidupan dunia ini, maka manusia tidak akan tertipu". Apa akhir dari kehidupan dunia ini? Kematian. Kita ukur kehidupan dunia ini, bahwa dunia hanyalah kelahiran menuju kematian. Jika dunia diukur demikian, maka dunia akan tampak kecil, dan tidak menarik.

Kalau hidayah masuk pada diri seseorang, maka hatinya mulai cenderung rindu kepada kampung akhirat, menjadikan cita-cita hidupnya ke kampung akhirat.


Ketika belum mendapat hidayah, manusia selalu berpikir bagaimana dunia saya-bagaimana dunia saya-bagaimana dunia saya. Tetapi, saat hidayah masuk pada diri seseorang, pikirannya berubah, ia mulai berpikir bagaimana akhirat saya-bagaimana akhirat saya-bagaimana akhirat saya.

Kalau hidayah belum masuk pada diri seseorang, maka yang selalu dipikirkan hanyalah persiapan-persiapan hidup di dunia ini; persiapan mau mantu, persiapan membuat rumah, persiapan mau tanam, persiapan mau panen, persiapan mau ini dan itu. Tetapi kalau sudah mendapatkan hidayah, maka ia akan selalu bersiap-siap menghadapi kematian sebelum kematiannya tiba. Ia akan berpikir bagaimana kehidupan saya sesudah mati, apa yang telah saya persiapkan untuk itu, apa yang saya persiapkan untuk menghadapi sakaratul maut, apa yang saya persiapkan untuk menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir di kubur saya, apa yang saya persiapkan untuk menghadapai padang mahsyar 50.000 tahun, apa yang saya persiapkan untuk melewati shirat, apa yang saya persiapkan untuk menghadap langsung Allah SWT ketika nanti Allah bertanya kepada saya, "wahai hambaku, kamu habiskan untuk apa umurmu ketika masih hidup di dunia?" Inilah yang selalu dipikirkan oleh mereka yang telah mendapatkan hidayah.

Inilah pentingnya hidayah, yang menjadi inti usaha para nabi dan rasul, inti usaha para ulama, inti usaha para auliya, semua berusaha bagaimana nur hidayah masuk pada hati kita, sehingga kita menjalani kehidupan dunia ini di atas jalan yang benar, kita dapat mengenal keagungan Allah SWT, kehebatan dan kekuasaan Allah SWT, sehingga kita mencintai Allah SWT melebihi segalanya, takut kepada Allah melebihi segalanya, tunduk kepada Allah melebihi segalanya. Inilah yang dicari oleh para nabi, para rasul, para wali Allah, yaitu cahaya hidayah.

Tidak ada komentar: